Suwardjono

Laman Staf Akademik Universitas Gadjah Mada

Pencarian


Hasil Ujian

Ujian merupakan salah satu alat evaluasi proses belajar. Nilai merupakan konsekuensi logis dari proses belajar. Kalau tiap mahasiswa menjalani proses belajar dengan baik sesuai kontrak pembelajaran, mestinya tidak ada mahasiswa yang gagal dan tiap mahasiswa akan mendapatkan nilai yang memuaskan bahkan dimungkinkan seluruh peserta mendapat nilai A. Lebih dari itu, pengetahuan yang telah dipelajarinya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang tidak dapat dilupakan sehingga harga (nilai tukar/tawar) mahasiswa akan naik. Jadi, validitas nilai diukur dengan adanya perubahan perilaku yang nyata.

Kalau seseorang dapat mengerjakan soal ujian dengan benar tetapi dia tidak menjalani proses belajar dengan semestinya, dapat dipastikan bahwa soal ujian tersebut mungkin kurang valid sebagai alat evaluasi dan hasil ujian tidak merefleksi perubahan perilaku yang diarah oleh sasaran pembelajaran. Lebih-lebih kalau soal ujian dapat dikerjakan dengan sistem kebut semalam, pasti soal tersebut hanya bermakna cerdas-tangkas atau soal yang dimungkinkan untuk dihafal. Oleh karena itu, soal ujian harus dirancang dengan saksama dan diarahkan untuk mengevaluasi apakah sasaran pembelajaran (learning objectives) tercapai. Jadi, soal harus cukup kaya untuk mencakupi sasaran pembelajaran yang dirancang untuk suatu mata kuliah. Demikian juga, untuk penentuan nilai akhir, ujian hendaknya dibarengi dengan komponen nilai lain seperti tes mendadak (kuis), tugas, praktikum, pekerjaan rumah, partisipasi kelas, tugas akhir, dan kasus bilamana keadaan memungkinkan.

Soal ujian dapat berbentuk pengerjaan soal, pilihan multipel (multiple choice), atau tipa yang lain atau kombinasi.  Soal akuntansi pengantar dapat dibuat dengan mengambil salah satu format latihan/praktik dalam Akuntansi Pengantar 1 (2002) kemudian men¬gubah data (misalnya tanggal atau jumlah rupiah transaksi) atau menambah/mengurangi transaksi sesuai dengan keperluan. Soal bentuk pilihan multipel kalau disusun secara serius dan saksama dapat dijadikan alat evaluasi yang andal. Dalam beberapa hal, bentuk pilihan multipel lebih ung¬gul daripada bentuk pengerjaan soal yang disusun secara kurang saksama. Soal bentuk pilihan multipel dapat mencakupi materi yang komprehensif sehingga menuntut mahasiswa untuk belajar secara menyeluruh pula. Soal tes kemampuan atau bakat umum (aptitude test) biasanya juga dibuat dalam bentuk pilihan multipel seperti tes TOEFL, GMAT, GRE, TPA, tes masuk pegawai, dan tes masuk perguruan tinggi.

Soal ujian sisipan dan akhir mata kuliah Akuntansi Pengantar 1 Semester Gasal (selanjutnya AP1 SM 1) ini merupakan contoh-contoh soal yang dirancang dengan saksama sehingga valid sebagai alat uji. Silakan anda menjawab untuk mengevaluasi pemahaman anda. Kalau anda dosen, ujikan soal tersebut kepada peserta kelas anda untuk mengevaluasi seberapa jauh mata kuliah Akuntansi Pengantar telah dikenalkan kepada dan dipahami dengan baik oleh peserta dan bila perlu dilakukan kilas ulang untuk penyegaran atau pencerahan.

Penentuan Nilai Akhir

Nilai akhir peserta mata kuliah ini ditentukan dengan memperhatikan berbagai komponen penilaian. Sesuai dengan silabus, komponen nilai adalah ujian sisipan, ujian akhir, kuis, tugas/latihan/projek, dan partisipasi kelas. Berikut ini adalah cara penentuan nilai akhir mahasiswa untuk mata kuliah AP1 SM 1.

  1. Kuis diberikan hampir untuk setiap temu kelas. Lihat contoh kuis untuk Bab 1. Kuis ditayangkan dan peserta diminta menjawab tiap pertanyaan kemudian setelah selesai dan jawaban dikumpulkan, kuis didiskusi dan dijawab bersama sehingga peserta paling tidak mengetahui berapa banyak jawaban benar yang mereka jawab. Di temu kelas berikutnya, lembar jawaban kuis dikembalikan ke peserta dan diberi skor. Skor seluruh kelas ditayangkan di kelas untuk memberi kesempatan protes kalau ada kesalahan dalam memberi nilai. Tayangan hanya menunjukkan NIM tanpa nama agar peserta dapat mengetahui kedudukan mereka di antara peserta yang lain untuk menimbulkan motivasi belajar. Dengan kata lain, peserta yang lain menjadi tolok ukur (benchmark) kemajuan belajar masing-masing peserta. Berikut ini adalah hasil akhir skor sesungguhnya untuk kelas AP1 SM 1.  Nomor mahasiswa sengaja dihilangkan untuk tujuan contoh ini dan urutan telah diacak. Tentu saja untuk pengumuman di sistem informasi FEB (SINTESIS), NIM juga dicantumkan tanpa nama.

    Skor Kuis AP1 SM1 12/13
    Skor Kuis AP1 SM1 14/15

  2. Tugas juga mendapat bobot untuk menentukan tugas akhir. Tugas meliputi latihan soal, praktikum akuntansi pendek, dan pekerjaan rumah lain. Tugas utama adalah mengerjakan soal dalam buku Akuntansi Pengantar 1 yang telah tersedia sablon (template)nya dalam program Excel. Berikut ini adalah hasil nilai tugas yang diumumkan ke peserta.

    Nilai Tugas AP1 SM1 12/13
    Nilai Tugas AP1 SM1 14/15

  3. Skor Kuis yang telah disesuaikan (diindeks) dengan skor maksimum 100 dan Nilai Tugas yang telah dikonversi menjadi angka digabung dengan skor ujian sisipan, ujian akhir, dan nilai partisipasi untuk menentukan Skor Akhir yang digunakan untuk pemeringkatan nilai akhir. Partisipasi didokumentasi dengan kartu partisipasi. Pengumuman ini disampaikan ke peserta dengan masa protes satu minggu. Berikut ini adalah hasil final nilai yang diserahkan ke Bagian Akademik atau yang dimasukkan langsung ke daftar nilai dalam SINTESIS (setelah dilakukan revisi atas dasar protes mahasiswa). Beberapa mahasiswa protes karena ada tugas yang belum dimasukkan atau ada kekeliruan dalam memberi atau memasukkan skor ujian.

    Nilai Final AP1 SM1 12/13

    Nilai Final AP1 SM1 14/15

Demikianlah komponen nilai dan nilai final mata kuliah AP1 SM 1 ditentukan. Sekali lagi, soal pilihan multipel, meskipun mempunyai keunggulan, mengandung beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan adalah kalau soal tidak dirancang dengan saksama, soal ujian akan menjadi sekadar ujian cerdas-tangkas. Kelemahan lain adalah, proses berpikir dan pemecahan soal tidak terobservasi sehingga soal ini berasumsi bahwa kalau peserta mempunyai pengetahuan konseptual yang memadai dan mampu mengaplikasi pengetahuan tersebut, peserta akan selalu dapat menyelesaikan soal dengan baik dan bukan sekadar menghafal jawaban. Juga merupakan suatu kelemahan adalah peserta sering lebih menekankan muslihat (trik) untuk menjawab soal daripada menekankan penalaran dalam pemecahan soal.

 
Laman ini dibuat oleh alifaiq menggunakan Joomla.
suwardjono